Kumpulan Pengertian Menurut Para Ahli

Friday, October 16, 2020

Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

| Friday, October 16, 2020
Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir merupakan sebuah aktivitas yang selalu dilakukan manusia, bahkan ketika sedang tertidur. Bagi otak, berpikir dan menyelesaikan masalah merupakan pekerjaan paling penting, bahkan dengan kemampuan yang tidak terbatas. Berpikir merupakan salah satu daya paling utama dan menjadi ciri khas yang membedakan manusia dari hewan. 

Menurut Sardiman (1996), berpikir merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan. 

Ngalim Purwanto (2007) berpendapat bahwa berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang dikehendakinya. 

Santrock (2011) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan bepikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.

Jika berpikir merupakan bagian dari kegiatan yang selalu dilakukan otak untuk mengorganisasi informasi guna mencapai suatu tujuan, maka berpikir kritis merupakan bagian dari kegiatan berpikir yang juga dilakukan otak. 

Menurut Santrock (2011), pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, serta melibatkan evaluasi bukti. 

Jensen (2011) berpendapat bahwa berpikir kritis berarti proses mental yang efektif dan handal, digunakan dalam mengejar pengetahuan yang relevan dan benar tentang dunia.

Cece Wijaya (2010) juga mengungkapkan gagasannya mengenai kemampuan berpikir kritis, yaitu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian kemampuan berpikir kritis yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengejar pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidak hanya mengenal sebuah jawaban. Mereka akan mencoba mengembangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban lain berdasarkan analisis dan informasi yang telah didapat dari suatu permasalahan. Berpikir kritis berarti melakukan proses penalaran terhadap suatu masalah sampai pada tahap kompleks tentang “mengapa” dan “bagaimana” proses pemecahannya. 



Tujuan Berpikir Kritis 
Menurut Sapriya (2011), tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Kemampuan berpikir kritis dapat mendorong siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia. Siswa akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu siswa membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta yang terjadi di lapangan. 


Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis 
Jensen (2011) dalam bukunya yang berjudul “pemelajaran berbasis otak”, berpendapat bahwa pemikiran intelejen tidak hanya dapat diajarkan, melainkan juga merupakan bagian fundamental dari paket keterampilan esensial yang diperlukan bagi kesuksesan dalam dunia. Fokus primer pada kreativitas, keterampilan hidup, dan pemecahan masalah membuat pengajaran tentang pemikiran menjadi sangat berarti dan produktif bagi siswa. 

Berikut ini beberapa keterampilan yang harus ditekankan pada level pengembangan abstraksi dalam mengajarkan pemecahan masalah dan berpikir kritis menurut Jensen (2011):
  1. Mengumpulkan informasi dan memanfaatkan sumber daya; 
  2. Mengembangkan fleksibilitas dalam bentuk dan gaya; 
  3. Meramalkan; 
  4. Mengajukan pertanyaan bermutu tinggi; 
  5. Mempertimbangkan bukti sebelum menarik kesimpulan; 
  6. Menggunakan metafor dan model; 
  7. Menganalisis dan meramalkan informasi; 
  8. Mengkonseptualisasikan strategi (misalnya pemetaan pikiran, mendaftarkan pro dan kontra, membuat bagan); 
  9. Bertransaksi secara produktif dengan ambiguitas, perbedaan, dan kebaruan; 
  10. Menghasilkan kemungkinan dan probabilitas (misalnya brainstroming, formula, survei, sebab dan akibat); 
  11. Mengembangkan keterampilan debat dan diskusi; 
  12. Mengidentifikasi kesalahan, kesenjangan, dan ketidak-logisan; 
  13. Memeriksa pendekatan alternatif (misalnya, pergeseran bingkai rujukan, pemikiran luar kotak);
  14. Mengembangkan strategi pengujian-hipotesis; 
  15. Menganalisis risiko; 
  16. Mengembangkan objektivitas; 
  17. Mendeteksi generalisasi dan pola (misalnya, mengidentifikasi dan mengorganisasikan informasi, menterjemahkan informasi, melintasi aplikasi); 
  18. Mengurutkan peristiwa.” 

Ciri-ciri Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat diamati untuk mengetahui bagaiamana tingkat kemampuan berpikir kritis seseorang. Berikut ini ciri-ciri berpikir kritis menurut Cece Wijaya (2010: 72-73): 
  1. Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan; 
  2. Pandai mendeteksi permasalahan; 
  3. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan;
  4. Mampu membedakan fakta dengan diksi atau pendapat; 
  5. Mampu mengidentifikasi perbedaanperbedaan atau kesenjangan-kesenjangan informasi; 
  6. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis; 
  7. Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data; 
  8. Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; 
  9. Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak; 
  10. Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data;
  11. Mampu mengetes asumsi dengan cerrmat; 
  12. Mampu mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan; 
  13. Mampu mengidentifikasi atributatribut manusia, tempat dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain; 
  14. Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi; 
  15. Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya; 
  16. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan; 
  17. Mampu menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia; 
  18. Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia; 
  19. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya; 
  20. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi; ...”
Secara garis besar, peneliti membagi ciri-ciri berpikir kritis tersebut ke dalam 6 pokok indikator. Pemilihan 6 ciri berpikir kritis ini didasarkan pada langkah-langkah pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis masalah, sehingga dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa. 

Ciri-ciri berpikir kritis tersebut antara lain: 
  1. Pandai mendeteksi permasalahan; 
  2. Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; 
  3. Mampu menginterpretasi gambar atau kartun; 
  4. Mampu membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning, dan isu kontroversi; 
  5. Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi; 
  6. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

Sumber:
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga.
Jensen, Eric. 2011. Pemelajaran Berbasis-Otak. Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: PT Indeks


Sekian uraian tentang Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Related Posts